Download persisten by pandji pragiwaksono pdf






















Judul Ebook : Nasional. Tebal Ebook : Halaman. Bahasa : Indonesia. Pandji Pragiwaksono , Hari itu, jalanan Sudirman — Thamrin sepi sekali. Sedang ada demonstrasi Hari Anti Korupsi Sedunia. Saya duduk di tempat favorit saya di Plaza Indonesia Extension. Canteen, deket jendela. Minuman yang paling saya suka di Canteen adalah Hot Chocolate. Selain air putih tentunya, tapi air putih mah di mana-mana juga sama :P. Fokus utama kita, harus kepada mereka yang merupakan penikmat setia kita.

The returning satis ied customer. Ahli pemasaran akan selalu mengkon irmasi kalimat ini: Lebih murah menjaga pelanggan setia dari pada menjaring pelanggan baru. Memastikan secepat mungkin banyak orang memegang karya kita dengan harapan merekalah yang akan jadi agen promosi kita dari mulut ke mulut. Mendahului kemungkinan pembajakan. Memanfaatkan panasnya pembicaraan orang justru karena bajakannya sudah beredar. Poin 1 sampai 3 saya rasa masuk di akal Anda.

Poin ke 4 adalah yang mungkin butuh penjelasan lebih lanjut. Intinya, memanfaatkan panasnya pembicaraan orang karena justru bajakannya sudah beredar. Ini adalah kondisi yang menarik. Saya masih belum bisa menjawab apakah album yang bocor ke internet merupakan sebuah malapetaka atau sebuah keberuntungan. Kecolongan atau memang disengaja.

Sebuah riset yang dilakukan Robert Hammond seorang asisten profesor di North Carolina State University menyatakan bahwa untuk musisi yang sudah dikenal atau terkenal, album yang bocor justru memberikan pengaruh positif yang signi ikan terhadap penjualan. Tapi hal yang sama tidak berlaku untuk musisi baru atau yang belum dikenal.

Lil Wayne yang albumnya di sukses menjual 1 juta kopi, juga mendapati albumnya bocor di internet 9 hari sebelum rilis. Terbukti, 9 hari sebelum tanggal rilis itu albumnya bocor, penjualannya mampu mencapai 1 juta kopi dalam rentang waktu 7 hari.

Pertama, yang harus disadari adalah bahwa promosi dan distribusi adalah 2 poin yang penting. Tapi lebih penting untuk kita sadari bahwa promosi dan distribusi bisa dilakukan tanpa mengurangi keintiman kita sebagai pembuat karya dengan para penikmatnya. Istilahnya: Hard Sell. Kasus hilangnya keintiman dalam distribusi sering kali terjadi ketika distribusi dipegang oleh pihak lain yang memang tidak ada kedekatan dan keintiman dengan penikmat karya kita sebagaimana kita dengan mereka.

Penikmat karya ingin menemukan karya kita, kita juga lepas tangan dalam distribusi, sehingga tidak ada ikatan yang erat. Selain memperhatikan keintiman dalam komunikasi, promosi juga harus dilakukan dengan kesadaran di kepala bahwa produk Anda akan bersaing tidak hanya dengan produk yang serupa. Kalau Anda jualan DVD, maka pesaing Anda bukan hanya DVD lain tapi juga ilm baru yang rilis di bioskop pada pekan itu, atau restoran hip yang jadi tempat wajib malam mingguan, atau sebuah gadget baru yang akan rilis.

Intinya, konsumen punya banyak pilihan sementara uang yang mereka miliki hanya segitu-gitu saja. You should write for yourself. But when you're playing in Madison Square Garden you're competing with Led Zeppelin that was there the night before or Prince. Anda bersaing dengan itu. Pertanyaannya, bagaimana cara Anda mendapatkan perhatian, memancing antusiasme, dan melahirkan hasrat untuk membeli karya Anda dibanding misalnya ilm Transformers: Age of Extinction yang akan rilis atau iPhone X atau apapun yang didukung dana luar biasa banyak untuk berpromosi?

Jawabannya, adalah dengan memahami perilaku orang di internet. Tidak bisa dipaksakan. Tidak bisa diajarkan. Hanya bisa lahir dari kesadaran diri sendiri. But you still have to do something in order for this relationship to work. Great Product 2. Great Pricing Strategy 3.

Great Promotion Tapi yang paling utama adalah: TwivateConcert. Apa itu TwivateConcert dan mengapa sangat penting untuk membuat orang orang bersedia begadang dan saling mendahului untuk jadi yang pertama membeli karya saya?

Tanggal 4 Juli , saya membuat konser peluncuran album ke-2 di fX mall, Sudirman. Macet sudah nampak dari pagi dan ketika konser saya sudah dimulai, bahkan pengisi acara masih terjebak di Sudirman. Ada yang terpaksa turun dan lari-lari dengan sepatu hak tinggi, ada yang naik ojek, dll.

Konser tersebut, menurut saya sepi pengunjung. Kecewa tentu, tapi saya tidak berlarut dalam kekecewaan tersebut. Saya terlalu sibuk memikirkan bagaimana caranya itu tidak terjadi lagi.

Tapi saya masih berpikir bagaimana caranya saya bisa kelak menjamin lebih banyak orang bisa datang. Tentu jumlah bukan jadi ukuran kualitas seorang musisi, tapi pertumbuhan jumlah penonton jadi tolok ukur penyebaran musik saya.

Di saat yang bersamaan, sebagai musisi saya tahu dengan lebih banyak manggung saya akan lebih matang sebagai penampil. Sebuah konser yang luar biasa, panggungnya melingkar, tidak ada backstage karena backstagenya dipindah ke bawah panggung. Di sini saya menemukan fakta bahwa pada album Justi ied, Justin sengaja tidak membuat pertunjukan besar di album pertamanya. Promonya dilakukan di kelab-kelab malam dengan kapasitas paling banyak penonton, dilakukan di seluruh Amerika. Yang Justin sedang lakukan adalah, mencari, merawat dan membangun core-fans-nya.

Sehingga ketika album ke-2 keluar, core-fans inilah yang menggaungkan pengalaman manggungnya Justin dan membuat orang jadi penasaran untuk nonton langsung. Ilmu di atas, saya praktekkan sendiri dengan menciptakan TwivateConcert. TwivateConcert, Twitter-Private Concert, adalah konser mini hanya untuk orang followers akun pandjimusic. Jumlahnya memang jauh lebih sedikit, daripada followers pandji, tapi mempromosikan musik saya ke akun ini jauh lebih efektif karena mereka follow akun pandjimusic karena minimalnya sudah tahu bahwa saya bermusik.

Untuk mengapresiasi mereka dan untuk menambah value dalam akun pandjimusic, maka saya ingin membuat mereka jadi sadar bahwa saya menganggap mereka istimewa, sekaligus menambah jam terbang saya manggung. Walhasil, konser mini ini khusus diadakan untuk mereka. Bermodal nekat, maka TwivateConcert pertama dilakukan bulan April secara swadaya alias uang sendiri. Untuk tidak membuat bengkak pengeluaran saya, harga tiket saat itu Rp Pada TwivateConcert pertama, dari kapasitas kursi hanya terisi 30 kursi.

Masih banyak meja kosong, masih banyak ruang lega di Sinou saat itu. Namun saya hari itu terus terang sangat senang karena walau 30 orang, ini adalah 30 orang yang bersedia bayar Rp These people are special. I have to treat them special. Karena mungkin hanya 30 orang, konser mini itu terasa lebih intim. Kayak manggung di depan teman-teman. Penonton saya ajak ngobrol dari atas panggung dan mereka menyahut dari kursi mereka, saya membawakan bukan hanya lagu-lagu saya saja tapi juga lagu-lagu oldschool sengaja saya lakukan karena saya memang mengincar core-fans saya umur tahun sehingga mereka bisa sing-along, saya bawakan lagu-lagu saya yang jarang dibawakan biasanya kalau dapat gig manggung selalu diminta membawakan lagu-lagu semangat kebangsaan, ini sengaja saya jadikan kesempatan membawakan secara live lagu-lagu lain plus, saya mulai memberanikan menjajal bit stand-up.

Di akhir acara, saya datangi meja satu persatu menyalami dan berterima kasih kepada mereka karena sudah datang. Sebuah inisiatif yang akhirnya jadi ciri khas TwivateConcert.

Saya memang sengaja mendesain acara supaya seru dan terkenang dengan 2 tujuan. Mereka adalah pengguna twitter, saya mengundang mereka karena mereka followers akun pandjimusic.

Kebiasaan umum pengguna twitter adalah, ketika mereka melihat sesuatu yang pantas untuk diceritakan atau dibagi kepada orang lain, mereka akan nge-tweet. Maka alasan pertama saya membuat acara dengan gimmick yang seru supaya mereka bisa pulang dan nge-tweet kesan-kesan mereka. Tweet ini kemudian saya retweet dan sehingga menjadikan followers lain penasaran. Harapannya, terpancing untuk datang ke TwivateConcert berikutnya. Alasan kedua adalah supaya saya bisa foto ekspresi wajah mereka, screen capture tweet mereka untuk saya masukkan ke dalam proposal yang akan saya tawarkan ke pihak sponsor.

Dua tujuan tersebut, ternyata berhasil. Saya berhasil mendapatkan sponsor TwivateConcert, yaitu Acer Indonesia di bulan Mei dan TwivateConcert kedua ini terisi 80 kursi dari kapasitas Bahkan mulai bulan Agustus antrian sejak dini hari untuk memesan tiket TwivateConcert sudah terjadi. TwivateConcert jadi seperti temu kangen bulanan antara saya dengan penikmat karya saya, selain saya selalu bawa bintang tamu, bersama bintang tamu itupun selalu ada hal yang seru.

Saya juga Stand-Up Comedy selama 30 menit ini bahkan sebelum Stand-Up Comedy meledak di bulan Juli dan bersama Steny dan Trias kami punya sesi Kafe Bantam di mana kami selalu bernyanyi freestyle dengan menarik penonton ke atas panggung.

Setiap bulan, saya menutup TwivateConcert dengan menghampiri setiap meja dan berterima kasih secara personal. TwivateConcert sekarang seperti urban legend, sering dibicarakan jadi bikin penasaran. Karena memang hanya terjadi di tahun Tapi yang dihasilkan oleh TwivateConcert adalah sekelompok penikmat karya saya, yang tahu persis apa yang ditawarkan Pandji sebagai seorang penampil, terbiasa membayar harga tiket sampai Rp.

Jumlah peminat ini, sekitar orang. Orang-orang yang merupakan followers twivateconcert. Sekilas nampak tidak banyak, lebih sedikit dari followers akun pandjimusic dan JAUH lebih sedikit dari followers akun pandji, tapi mereka ini jauh lebih militan daripada kebanyakan followers akun pandji. Jauh lebih setia, jauh lebih menghargai karya saya. Because they know, I deliver. Ini, adalah kunci bagaimana bisa hidup dari karya sendiri. Itulah TwivateConcert. Supaya paham maksud saya, berikut ini adalah beberapa tulisan dari para penonton TwivateConcert.

Sengaja saya tampilkan di sini, agar Anda bisa membaca langsung kesan-kesan dari mereka yang pernah datang dan kesaksian langsung akan momen-momen yang membuat mereka selalu terkenang dari acara ini.

Pengalaman menonton TwivateConcert merupakan salah satu pengalaman yang begitu membekas di hati dan ingatan saya. Kalau ditanya bagaimana acaranya? Soal pemesanan tiket. Ngomongin soal pesan memesan tiket TwivateConcert, sebenernya susah- susah gampang. Awal-awal sih masih lumayan lah gak terlalu susah.

Tapi setelah TwivateConcert yang ketiga menurut saya , ketika semakin banyak yang tahu acara ini, maka memesan tiket TwivateConcert sama susahnya dengan memesan tiket konser artis luar negeri!!

Dalam hal memesan tiket, saya harus siap siaga mantengin timeline twitter pandjimusic dan twivateconcert. Jadi begitu Pandji mengumumkan di tanggal berapa tiket bisa di beli, maka pas di jam di tanggal yang telah ditentukan, saya sudah bersiap-siap untuk nge-tweet pemesanan tiket ke akun twivateconcert.

Saya harus bersaing dengan ribuan follower di akun twivateconcert, untuk memperebutkan jatah kursi yang Cuma ada ! Belum lagi ada yang sekali pesan langsung ngeborong sampai lebih dari 10 tiket!! Makin susah kan tuh. Untung saya bisa selalu berhasil memesan tiket : 2. Bintang Tamunya Keren-Keren Selain memang ingin melihat penampilan Pandji setiap bulannya, yang menjadi magnet berikutnya adalah bintang tamu yang dibawa Pandji.

Semua bintang tamunya memang oke punya, tapi ada beberapa yang berkesan di benak saya. Yang pertama adalah Steny Agustaf, di edisi perdana TwivateConcert. Nah di TwivateConcert inilah saya sebagai pendengar mereka dulu berasa kaya lagi nostalgia, ditambah kehadiran Trias buat yang suka dengerin GMHR pasti tahu Trias. Aaaahhhh, beneran deh ketawa puas melihat mereka beradu lirik. Lalu bintang tamu berikutnya yang juga berkesan adalah Tompi. Bukan karena suaranya Tompi yang keren kalau itu sih, gak usah diragukan lagi , tapi karena di sini Tompi dan Pandji saling cela-celaan.

Asli itu lucu bangeeeet, saya sampai tertawa terpingkal-pingkal. Dan yang gak kalah berkesannya adalah penampilan saat Dira Sugandi menjadi bintang tamu. Oya satu lagi kulit dia sexy. Di sela-sela penampilannya membawakan lagu-lagunya, Pandji menyelipkan 20 menit untuk tampil membawakan materi Stand Up Comedy. Bit yang saya ingat adalah ketika Pandji menirukan Susno Duadji. Sampai sekarang saya gak bisa lupa, hehe 4. Kira- kira begitulah kalimat yang selalu di ucapkan Pandji tentang alasan mengapa TwivateConcert selalu on time.

Posisi Menentukan Prestasi Maksudnya adalah siapa yang hadir lebih dulu, maka bakal dapet tempat strategis untuk melihat ke arah panggung. Jadi jangan harap datang lima menit sebelum acara di mulai akan dapet tempat yang oke. Saya pernah datang setengah jam sebelum mulai, dan sudah gak dapet tempat yang oke, kehalang sama tiang. Ahhhh asli nyesel banget karena sudah menunda-nunda berangkat dari kantor ke Panglima Polim — Karena mikirnya ahhh masih sempet, tapi ternyata menyesal. Sejak itu berniat untuk datang lebih 'pagi', hehehe.

Dapat Teman Baru Karena setiap bulannya datang ke TwivateConcert, dan karena acara ini private untuk follower akun pandjimusic dan twivateconcert, maka tidak dipungkiri jika bisa menemukan wajah-wajah yang hampir sama setiap bulannya. Pertemanan berawal dari sering lihat, saling lempar senyum, hingga akhirnya kenalan dan saling follow di twitter.

Bahkan setelah TwivateConcert tidak lagi di gelar, saya masih sering ketemu dengan teman-teman ini di beberapa kesempatan ketika menonton Pandji show hiphop ataupun ketika Pandji sedang stand-up. Di Salamin Satu-Satu Ini serius! Saya inget banget saat edisi perdana TwivateConcert bulan April itu selesai, Pandji menghampiri meja kami, dan menyalami satu-satu. Seratus ribu yang saya keluarkan saat itu menjadi tidak ada nilainya ketika saya sebagai penonton dihargai lebih dari itu oleh orang yang saya kagumi :.

Dan ini terus terjadi setiap bulannya, Pandji selalu menyempatkan menghampiri meja dan mengucapkan terimakasih. Acaranya memang tidak lagi ada, tetapi pengalamannya begitu membekas, bahkan setelah dua tahun TwivateConcert berakhir, saya masih suka bernostalgia dengan melihat TwivateConcert via youtube. Ketika itu pun pandji sempat me-retweet beberapa twit followers-nya yang juga tertarik untuk ikut.

Saat itu saya mengira bahwa yang tertarik akan banyak nih, makanya saat diumumkan tanggal pemesanan tiket, saya langsung pasang reminder untuk pesan segera.

Takut gak kebagian karena saya tahu followers pandji cukup banyak, kalau tidak salah ingat saat itu sekitar ribuan dan konsernya hanya untuk orang penonton tanpa dibatasi maksimal pesanan per orang. Jadi akhirnya setelah pemesanan konser yang dinamakan twivateconcert itu dibuka via twitter, saya langsung pesan dan senang rasanya pas dikon irmasi dapat.

Kami berangkat cukup awal, dengan intensi mau dapat posisi yang strategis, meski ternyata gak kesampean, karena saya bukan anak selatan, jadi sempet muter- muter juga nyari Sinou waktu itu belum pakai google map :p. Alhasil, tempat strategis gagal kami peroleh.

Tempat di depan stage sudah cukup full, jadilah kami memilih meja agak ke samping tetapi masih dapat view lumayan ke panggung. Pada saat dimulai ternyata konser mini itu tidak terlalu penuh sebenarnya, cuma memang kebetulan tempat-tempat strategis nya sudah dipenuhi orang. And it was worth it!! We had so much fun! Sejak itu tiap bulan di tahun kami pasti hadir di twivateconcert. Cuma memang sudah tidak berdua lagi, karena teman-teman kami banyak yang ikutan setelah mendengar promosi dari kami.

Hampir missed edisi terakhir di Desember karena salah reminder tanggal pemesanan, tapi untung si pemilik acara berbaik hati untuk memberikan undangan spesial buat kami berdua saya dan pacar setelah saya mentioned dia bilang gak kebagian tiket.

Saya sendiri udah lupa tepatnya tahun berapa pelaksanaan event yang penuh keceriaan tersebut. Saya sempat hadir di konser yang kedua dan ketiga tersebut. Mini Konser itu menyajikan stand-up comedy dari empunya acara biasanya di awal atau di antara lagu yang bisa menghangatkan penonton. Saya sendiri pernah menjadi korban roast dari Pandji tapi mungkin yang paling saya ingat adalah saat Pandji melakukan impersonation sekaligus act out dari Thomas Djorghi di mana Pandji sendiri tidak sadar saat yang bersangkutan entah kebetulan atau sengaja juga hadir di cafe tersebut.

Entah untuk alasan apa. Tidak lupa suguhan utama dari Twivate Concert ini tentunya adalah musiknya. Musik yang disajikan biasanya berasal dari albumnya Pandji sendiri ditambah lagi dengan cover version lagu-lagu populer lain ataupun penampilan dari bintang tamu.

Oleh karena itu, tema musik yang dibawakan sangat tergantung dari siapa bintang tamu. Untuk penggemar lagu hip-hopnya pandji, di konser ini temponya diperlambat disesuaikan dengan suasananya.

Selain dari stand-up dan musiknya, para penonton juga ikut dilibatkan. Biasanya ada penonton yang dipanggil ke panggung ataupun di-roast. Setelah acaranya selesai, biasanya Pandji akan secara pribadi berterimakasih dan menyalami satu-satu kepada pengunjung yang datang. Karena memang saya tidak mempunyai kemampuan menulis yang baik.

Sampai ketika tulisan saya lebih suka menyebut ini cerita ini diunggah di e-book Pandji, semoga tidak mengecewakan bagi yang membacanya : Cukup ya basa-basinya Memang diakui Pandji Pragiwaksono selalu berhasil menerapkan sistem pemasaran ke setiap karya yang dihasilkannya. Sebut saja salah satunya adalah Twivate-Twitter Private-Concert yang diciptakan olehnya. Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di link www.

Lebay ya? Coba siapa di sini bisa move on dari Twivate Concert? Hayo ngaku :p Mini konser atau show case yang khusus ditujukan untuk lebih kurang followers penikmat karya Pandji memang menjanjikan sebuah keintiman antara Pandji, pengisi acara, crew dan penonton tentunya.

Ngga sekali -crew yang saya lupa namanya- digoda Pandji di sela-sela manggung. Venue yang dipilih juga terbilang mumpuni, walau ada beberapa pilar yang tak ayal menghalangi penglihatan ke stage.

Lokasinya juga tidak begitu sulit, tapi yang selalu saya buat patokan adalah toko buah dan 7 Eleven maklum bukan anak selatan :p. Itu dari segi venue, dari segi penampil Twivate Concert selalu dikejutkan dengan guest star yang apik. Tapi dari sekian banyak guest star tersebut-jujur-saya selalu menantikan idola saya Gamila Mustika Burhan atau yang dikenal dengan Gamila Arief, seperti yang kita semua ketahui sebagai istri dari Pandji.

Tidak hanya menyanyikan lagu-lagu yang terdapat di album Pandji, tapi mereka juga membawakan lagu dari Boys II Men sampai Backstreet Boys. Memang diakui bahwa Cafe Bantam itu juaranya, walau sekarang bisa terobati dengan Lirik Komedi TV yang hadir hari Selasa malam di Metro TV, tapi euphoria-nya terasa berbeda dan itu yang membuat mengapa Twivate Concert tak bisa dilupakan. Tidak hanya pertunjukan musik yang monoton, karena Pandji dan seluruh guest star dengan segala improvisasi, keriangan, bahkan sampai bawa teks lagu disaat tampil membuat keintiman dan interaksi antar penonton.

Ngga hanya sampai di situ saja, di sela-sela acara Pandji memecahkan gelak tawa kami dengan menyuguhkan stand-up comedy dengan melempar bit-bit yang saat ini sudah jarang kita dengar lagi.

Sampai di sini pasti Anda lagi lash back pengalaman Twivate Concert yang Anda hadiri. Dari pemesanan sampai penyelenggaraan Twivate Concert itu sendiri kita bisa melihat konsekuensi Pandji dengan memulai acara tepat pada waktunya.

Tidak hanya dalam Twivate Concert, tapi dalam setiap acara yang Pandji dan manajemen adakan selalu tepat waktu, tengok saja konser BeraniMengubah dan stand-up special Bhinneka Tunggal Tawa. Pengalaman dan kenangan berharga yang saya dapatkan dari Twivate Concert dan sebagian besar buah karya Pandji adalah salah satunya berkenalan dengan Desy Indira deindira.

Salut sekaligus iri. Menurut saya dia orang yang paling beruntung dalam sejarah Twivate Concert. Dan sampai saat ini Seperti dikatakan Pandji di dalam blognya, Twivate Concert menjadi seperti urban legend.

Dari berkenalan hingga menjadi teman antar sesama penikmat karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo dan juga Gamila Mustika Burhan. Satu kesamaan di antara kami adalah kami mendapatkan banyak pelajaran di balik setiap karya-karyanya. Sampai cerita ini selesai dibuat, saat ini di Twitter sedang ramai-ramainya tagar jujur dan berani. Di sini saya ungkapkan berani jujur dari setiap pembelajaran dari Pandji, jujur ada satu hal yang belum saya perbuat adalah berhenti merokok.

Dan semoga saya berani berhenti merokok. You jump, I jump! Bagi gw, Pandji is that guy who talks the talk and walk the walk. He is his own boss. Dia yang menjemput bola dan membuka pintu opportunity nya dia sendiri. Kalo gak salah memang hanya dijatahin 50 bangku, dan menurut gw, tempat dan nuansanya sangat pas banget, gak kegedean,gak kekecilan, paling cuman kehalangan tiang-tiang doang. Pasti yang pernah nonton twivate tau konsep acaranya seperti apa. Dan menurut gw, dari acara inilah Pandji the stand up comedian itu lahir.

Gw memang penggemar stand up comedy, tapi belum pernah nonton yang lokal apalagi Pandji, dude is funny but not that funny Ternyata seperti tebakan gw sebelumnya mengenai Pandji, gw salah! Ibarat guru menjadi murid dan murid menjadi guru, itu kurang lebih apa yang terjadi antara Pandji dan gw. Gw pikir, pemikiran gw itu udah sangat 'Indie' tapi Pandji membuka mata gw kalau walaupun 'Independen' we can still be 'major' because at the end of the day, it's all about you and your target market.

Konser twivate inilah yang membuat followers nya Pandji jadi lebih banyak di twitter. Musiknya dia makin luas terdengar, sampai-sampai ide untuk menggratiskan album ke-3 nya itu menghasilkan sesuatu yang musisi lain terutama hiphop lokal, gak pernah kesampaian dari segi materi.

He did it, he created his own brand, he full il his mission and 'On to the next one! Apalagi yang nomor cantik? Dulu harganya mahal banget dari ribu rupiah sampai 1 juta rupiah dan penggunanya sedikit. Sekarang harganya murah sekali karena mereka berebut pengguna sebanyak-banyaknya dan memang, itulah yang terjadi. Semakin banyak orang hari ini yang menggunakan handphone.

Ini adalah logika yang berlaku dalam menjual musik secara online, yang entah mengapa susah untuk dipahami banyak pemain terutama pemain besar. Sekarang di Indonesia, pihak-pihak yang menjual musik secara digital masih memasang harga yang terlalu mahal dengan banyak aturan ini dan itu, walhasil yang membeli sedikit.

Padahal tinggal tunggu waktu hingga nanti harganya akan turun dan pembelinya semakin banyak. Biasanya dipicu oleh 1 pemain yang bernyali atau bermodal sangat besar sehingga kuat merugi beberapa tahun di awal. Sebelum berbicara tentang berapa harga yang pantas untuk dipasangkan kepada karya, kita bahas dulu soal gratisan. Kevin Kelly ini, untuk yang belum kenal adalah salah satu sosok yang penting dalam dunia digital.

Bukunya secara visual memang kampungan. Agak mirip Gerd Leonhard kalau bikin slide presentasi. Tapi di balik warna-warni ga nyambung, tipe fonts yang terlalu banyak dalam satu halaman dan gambar-gambar main caplok-tempel, ada ilmu yang sangat berharga. Masalah Kelly hanya bahwa kalau dia bicara membosankan, tapi kalau kita kuat menembus monotonnya cara dia bicara dan terbata-batanya dia, kita bisa menemukan banyak ilmu luar biasa.

Gratis pula di www. Buat apa beli kalau bisa dapat akses terhadap karya-karya ini kapanpun dan di manapun. Daripada jadi hak milik, kelak karya akan jadi milik bersama. Sementara itu, menyiapkan segala karya di internet, biayanya bisa sangat murah.

Artinya, kelak apalagi dengan memasuki era Cloud orang memang akan menyimpan datanya dalam jumlah banyak di internet. Tinggal masalahnya, mau dikasih gratis atau mau berbayar.

Sebagai ilustrasi, Kevin Kelly pernah berhitung, penyimpanan yang dibutuhkan untuk menyimpan semua lagu yang pernah direkam di seluruh dunia dalam bahasa apapun dalam sejarah adalah sekitar 6 Terabyte. Itupun harga sekarang. Tahun depan pasti lebih murah lagi. Ingat berapa harga lashdisk MB sekitar tahun ?

Murah banget kalau dipikir-pikir. Harga Kindle, terus menurun dan diperkirakan akan segera gratis. Dalam arti, kalau Anda membeli sekian banyak ebook, akan diberikan satu Kindle gratis. Bukan sesuatu yang tidak mungkin, di Jepang kalau Anda buka buka tong sampah, Anda akan menemukan handphone di buang.

Karena di sana handphone memang gratis, yang Anda beli adalah paket berlangganannya. Orang kaya bisa saja punya selera kampungan. Sejak lama, saya selalu merasa sebaliknya. Enak jadi negara yang terus berkembang dari pada jadi negara yang udah mentok perkembangannya. Di atas negara berkembang, disebutnya negara maju.

Tapi itu hanyalah istilah yang diciptakan ego mereka sendiri untuk mendeskripsikan negara mentok. Tidak percaya? Ga doyan baca sih Anda. Kalau mau percaya, baca-baca buku lain ya. Ini buku beda urusan. Indonesia itu adalah salah satunya dan wajar disebut sebagai masa depan internet karena menurut materi presentasi Gerd Leonhard ketika di Jakarta yang dia bagi gratis di slideshare, Penetrasi internet Indonesia Artinya, mengingat jumlah penduduk kita, pengguna internet kita masih bertumbuh.

Ini membuka peluang pergeseran orang-orang yang menggunakan warnet untuk bergeser ke mobile. Potensi pertumbuhan lagi. Ditulis berdasarkan wawancara oleh Muhammad Husnil dengan Pandji Pragiwaksono serta kesaksian orang-orang yang terlibat di dalamnya, buku ini merupakan satu-satunya dokumentasi tentang kisah nyata di balik tur dunia pertama yang dilakukan oleh seniman Indonesia.

Persisten tak hanya akan menghidupkan kembali api mimpi Anda, tetapi juga memberi kesadaran untuk menjaga apinya agar tidak mudah mati atau menyala terlalu besar hingga membakar diri. Karena hal terpenting dari menjalani mimpi bukanlah modal uang, keleluasaan waktu, atau hal-hal teknis seperti kemampuan menulis joke atau mendapatkan sponsor, namun sesuatu yang ada di dalam diri setiap manusia.

Sesuatu yang hanya bisa dipanggil oleh benak kita sendiri. Jujur saja, saya bukan penggemar stand up comedy, tapi saya menjadi penggemar tulisan Pandji semenjak membaca bukunya Indiepreneur. Buku ini adalah buku yang ditulis dari sudut pandang orang lain dan Tidak mudah menjalani Tur Dunia dengan modal pas-pasan dan sponsor yang tiba-tiba berhenti di tengah jalan.

Namun semua itu justru menjadi sebuah tantangan di tangan seorang pandji. Saya memang tidak fanatik dengan jenis komedi tunggal yang belakangan sedang marak. Meski saya menikmatinya. Canteen, deket jendela. Minuman yang paling saya suka di Canteen adalah Hot Chocolate. Selain air putih tentunya, tapi air putih mah di mana-mana juga sama :P.

Setiap kali saya di sana untuk wawancara, saya meminum minuman yang sama. Hot Chocolate. Saking seringnya, pelayannya saja sampe hafal. Selain karena mereka punya kemampuan mengingat yang baik, saya memang minumnya selalu ketebak. Itu-ituuuuu mulu. Pada prinsipnya, minuman hangat membantu saya menenangkan diri.



0コメント

  • 1000 / 1000